Kisah Kolosal 1

Malam ini malam kesekian aku menunggunya datang. Menunggu ia konkretkan bahasanya. Seharusnya dari awal aku percaya dan yakin pada hatiku bahwa bukan dia yang kutunggu dan kunantikan hadirnya. Dia tidak pernah boleh tau tentang ini. Biarlah ini menjadi rahasia antara aku dan Tuhan. Bodoh memang menunggu dia yang bahkan menjadikanku manusia yang tidak penting dalam hidupnya.

Sudah sepekan ini dia menghilang tanpa jejak. Kemana aku harus mencarinya saat jejak kakinya tertutup pasir yang diterbangkan angin. Bagaimana caraku pastikan bahwa dia tidak akan kembali saat semua pertanyaan hanya dia lihat bahkan dia diamkan dan endapkan hingga akhirnya kan menguap. Apakah aku harus bertanya pada google bagaimana cara temukannya? Ah sepertinya google hanya akan memberiku obat pusing bahkan mungkin obat demam.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus menghilang dari hadapannya? Pergi menjauh dan tidak pernah kembali lagi? Jika memang dia sepakat, maka akan aku lakukan. Tapi bagaimana caraku tau bahasa sepakatnya? Apakah ini jawaban Tuhan bahwa bukan dia orangnya?. Tolong jelaskan padaku agar aku tidak menjadi manusia terbodoh untuk kedua kalinya.

Malam ini aku mencoba berpikir dan mencari jawaban atas segala kebingunganku dengan cara menuliskan segala apa yang aku rasakan. Seandainya kisah ini tidak terjadi padaku, mungkin akan mudah bagiku berfatwa panjang lebar tentang solusi terbaik mengenai hal ini. Tapi saat aku menjadi pemeran utamanya maka akupun diam. Kalah melawan hati dengan segala bisikannya yang samar. Aku selalu mencari kejelasan, menunggu dia dan segala jawaban yang mungkin tidak akan pernah kembali.

Apakah aku sedang melakukan hal yang sia-sia? Jika iya maka betapa ruginya aku.bukannya sejak di awal langkah aku sangat paham tentang hakikat cinta sejati yang selalu sederhana. Lantas mana aplikasi dari pemahaman itu? Sudahkah kau temukan?

Malam ini aku harus membuat satu keputusan besar setelah sepekan ini aku dapatkan diamnya. Aku harus kuatkan tekadku untuk juga pergi menjauh dari semua kisah hidupnya. Karena sepertinya dia tidak menyukai keberadaanku. Seperti aku yang juga pernah tidak menyukai hadirnya.

Aku tidak ingin bermimpi ataupun berfantasi. Terlalu jauh yang aku lakukan untuk seorang yang tidak bisa kuharapkan hadirnya. Jika suatu hari nanti dia datang, entah seorang diri ataupun telah menggenggam tangan gadis lain maka aku pastikan bahwa rasa sakit itu sudah tidak lagi ada. Aku akan segera temukan pengganti yang jauh lebih baik darinya.

Aku tidak pernah berharap dia hadir. Jika dia hadir maka pasti aku tidak sedang mengundangnya karena aku tidak sedang mengadakan acara penting sehingga merasa perlu untuk mengundangnya.

Andai saja aku bisa mendapatkan jawaban atas diamnya, atas segala alasan hadirnya. Apakah usahaku terlalu murah untuk sebuah hasil yang kuinginkan. Aku paham betul bahwa memikirkannya bukanlah sesuatu yang harus di lakukan karena melupakannya adalah perkara mutlak yang perlu dilakukan.   

Maka malam ini izinkan aku menuliskan pernyataan bahwa aku memutuskan pergi jauh dari hidupnya. Meninggalkan belasan batu-bata dan semen yang perlahan mulai terbangun. Aku lebih suka pergi karena tidak ingin berlama-lama dalam ketidakpastian. Jika esok dia datang maka aku harap dia membawa janji yang lebih baik. Jika tidak maka jangan pernah lagi sebutkan namanya dalam hidupku.


Kisah yang belum usai ditulis dan bersambung…………………………………………………………………………..

Komentar

Postingan Populer