Review Burlian
BURLIAN
Ini masih tentang serial anak-anak mamak yang ditulis
tereliye. Burlian adalah kakak si bungsi Amelia, anak ke 4 pak syahdan dan ibu
nurmas yang sangat luar biasa dalam mendidik anak-anaknya. Finansial bukan
alasan untuk berhneti bermimpi karena kesuksesan itu didapatkan karena usaha
bukan dengan materi. Siapapun kita maka kita berhak sukses.
Burlian sebagai anak mamak yang terkenal berbeda, ia anak
yang cerdas juga kenakalan khas anak-anak tetap dimilikinya namun tetap dengan
ketulusan hati dan kesantutan yang ditanamkan bapak dan mamaknya sejak dini. Burlian
yang tersentuh dengan kerja keras sahabatnya Ahmad yang membantu ibunya
sepulang sekolah dan meninggalkan kesenangan anak seusianya bermain. Ia lebih
banyak diam karena banyak alasan yang salah satunya adalah minder karena bentuk
fisik dan keseharian yang berbeda dengan teman sebayanya. Burlian tidak
menyangka ternyata teman sekelas penghuni kursi pojok bernama Ahmad adalah anak
yang luar biasa baktinya pada ibunya yang membesarkan anaknya seorang diri
setelah ayahnya pergi yang lagi-lagi fiannsial menjadi alasannya. Burlian juga
baru mengetahui potensi luar biasa dalam diri Ahmad yang sebelumnya tidak
diketahui teman-temannya yaitu bermain bola bak Maradona.
Siapapun dan bagaimananpun kondisi Ahmad tetap saja dia
memiliki kelebihan yang bahkan tidak dimiliki Burlian dan tidak juga
teman-teman lainnya. Lalu burlian menangis tergugu ketika ia melihat langsung
dengan kedua matanya ketulusan Ahmad yang meminjamkan nyawa untuknya, yah ahmad
meninggal digigit ular saat menggantikan posisi burlian untuk mengambilnya.
Burlian yang nakal bermain disungai terlarang hingga
akhirnya kapok saat dengan keringat deras dia berlari tunggang langgang karena
kejaran buaya penghuni sungai terlarang tersebut yang akhirnya berhasil
dibekukan oleh tembakan jitu senapan angin pak syahdan ayahnya.
Burlian yang mengamuk saat tau mamaknya pulang dari pasar
dengan tanpa membawa sepeda yang telah dijanjikan hingga akhirnya memilih mogok
makan dan tidur di luar. Pak syahdan yang bijaksana datang menemani burlian dan
menceritakan sebuah kisah tentang pengorbanan seorang ibu yang mengorbankan
dirinya digigit tawon karena melindungi anak tersayangnya dan dia pun menangis
haru saat tau tokoh dalam cerita itu adalah dirinya dan perempuan itu adalah
mamaknya.
Sungguh ini tentang kepolosan dunia anak-anak, tentang
kampung yang asri dan kaya akan sumber daya alam .tentang hutan dan semua
keindahannya yang langka seolah aku sedang bermain bersama burlian, mengintip
rusa minum, menunggu durian jatuh di dangau bersama bakwo Dar. Seolah aku
berada di tengah-tengah mereka di lereng bukit barisan. Menyaksikan simpai,
bengkarung dan berkali-kali jatuh tersandung tunggul saat berlari menyusuri
hutan.
Aku setuju dengan pak syahdan bahwa belajar ibarat menanam
pohon sengon yang hasilnya akan kita rasakan nanti. Itulah nasehat berupa
analogi saat burlian bolos dan memilih menangkap belalang bersama kak Pukat.
Mamakpun dengan tegas menghukum mereka dengan mengangkut kayu bakar dari hutan
ke rumah hingga sepuluh kali dan itu berhasil membuat tubuh mereka terasa remuk
mengingat jarak hutan dan rumah lumayan jauh dengan melewati jalan yang
berkelok-kelok.
Komentar
Posting Komentar